Selasa, 14 Februari 2012

Cooking Class for Kids di Graha Tristar Surabaya

Pada 6-10 Februari 2012, Tristar Culinary Institute Surabaya (TCI) mengadakan acara "Cooking Class for Kids". Peserta acara ini adalah para siswa-siswi SD Cita Hati Surabaya. Acara ini merupakan salah satu bentuk kerjasama TCI dengan institusi pendidikan, tanpa terkecuali dengan siswa-siswi usia dini. Acara ini diikuti oleh 111 siswa-siswi kelas 1 yang dibagi menjadi 5 kelompok dan diikuti oleh 1 kelompok per harinya.
Materi yang diberikan di antaranya adalah pengenalan tentang TCI, pengenalan tentang bahan-bahan masakan serta pengenalan tentang kandungan gizi yang ada di tiap-tiap bahan makanan tersebut. Materi ini dikemas dengan cara mempraktekkan pembuatan "Sup Sehat".
Para peserta mengenakan celemek dan lengkap dengan topi ala juru masak. Mula-mula para murid diperkenalkan terlebih dahulu bahan-bahan berdasarkan resep yang telah dibagikan. Kemudian para siswa-siswi dipandu untuk mengolah bahan-bahan yang telah dipersiapkan. Mula-mula minyak goreng dituang, kompor dinyalakan, lalu bawang ditumis. Selanjutnya kaldu dituang dan ditunggu hingga mendidih. Setelah itu satu per satu sayuran dimasukkan, dimulai dari wortel.
Dengan suasana riang mereka mencoba sendiri membuat "Sup Sehat", bahkan di antara mereka tampak sangat serius dalam mengolah Sup Sehat tersebut. Acara ini dipandu oleh Chef Yuda yang dengan telaten mendatangi tiap kelompok untuk memberi arahan. Selain itu para murid juga didampingi oleh para guru wali kelas. (awe)

Liputan Media
SURABAYA - Anak-anak pun bisa memasak makanan yang lezat dan sehat. Itulah yang dilakukan murid-murid kelas I SD Cita Hati kemarin (10/2). Mengenakan celemek dan topi ala koki, secara berkelompok mereka memasak. Menunya sup sayuran sehat. Selama proses, mereka dipandu oleh chef dari Tristar Culinary Institute.

Setelah minyak goreng dituang, kompor dinyalakan, lalu bawang ditumis. Selanjutnya, kaldu dituang dan dibiarkan mendidih. Satu per satu sayuran dimasukkan. "Pertama yang dimasukkan hanya wortel, ya", kata chef Yuda Agustian.

Chef bertubuh tinggi besar tersebut dengan telaten mendatangi tiap kelompok untuk memberikan arahan. Dia juga tidak ragu menjawab setiap pertanyaan dari koki-koki imut itu. Setelah memasak, Yuda memberikan penilaian. Dia tidak sendiri. Diajaknya Roseline dan Janice, dua di antara murid-murid tersebut. Yuda meminta keduanya mencicipi hasil masakan tiap kelompok, lalu memilih yang paling enak. "Kelompok satu, tiga, dan lima yang paling enak", kata Roseline yang diiyakan Janice.

Setelah terpilih tiga kelompok, penjurian masih berlanjut. Tahap berikutnya adalah presentasi.  Tiga kelompok diberi kesempatan untuk menerangkan proses memasak yang sudah dilakukan. Tujuannya, kembali mengingat tahap-tahap membuat makanan tersebut.

"Anak-anak memang sebaiknya bersentuhan langsung dengan bahan makanan supaya paham tentang masakan:, ungkap Yuda. Dia menambahkan, idealnya diperlukan keterlibatan anak sebanyak 60 persen. "Jenis keterlibatan memang sesuai dengan usia", ujarnya. Untuk anak usia 6-7 tahun, dia tidak melibatkan anak saat pemotongan sayur. Pasalnya, dikhawatirkan anak-anak akan bermain-main dengan pisau. "Kalau api tidak apa-apa karena masih terjangkau pengawasan", tambahnya.

Program kuliner itu memang masuk kurikulum di SD Cita Hati. Selain memasak, ada membuat kue di semester sebelumnya. "Supaya anak-anak mengenal makanan mulai bahan hingga prosesnya", jelas Rina Sahara Wijaya, 45, pendamping siswa SD Cita Hati.
(Sumber: Jawa Pos, 11 Februari 2012, Hmm... Lezatnya Sup Buatanku)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar